Jess adalah putri seorang direktur
perusahaan X yg ternama di kotanya. Perusahaan tersebut memiliki banyak
saingan. Bob adalah boss salah satu perusahaan saingan tsb. Ia memutuskan untuk
menculik Jess untuk menjatuhkan perusahaan ayah Jess.
Jess sendiri duduk di kelas 3 SMA di sebuah sekolah internasional yg siswanya
terkenal kaya raya. Ia aalah salah satu gadis populer di sekolah tsb. Rambutnya
panjang dan ikal, wajahnya sangat cantik walaupun matanya agak sipit. Kulitnya
putih mulus, badannya terbilang seksi. Walaupun cantik, tapi Jess adalah anak
baik-baik.
Di hari yang sial itu, orang suruhan Bob datang ke sekolah Jess dan menunggu
jam bubaran. Hari itu adalah hari Jumat, biasanya Jess tidak langsung pulang ke
rumah, namun mengunjungi pacarnya yang sedang magang di mall yang tidak jauh
dari sekolahnya. Saat Jess sedang berjalan sendirian ke mall tersebut,
orang-orang suruhan Bob dengan cepat meringkus Jess dan memaksanya masuk ke
mobil sedan. Jumlah orang yg meringkus Jess berjumlah 3 orang yang menggunakan
topeng. Mereka menyumpal mulut Jess dengan kain dan mengikat kedua tangannya.
Tanpa sempat dikejar satpam, mobil tersebut langsung dilarikan ke sebuah
bangunan di pinggiran kota .
Bangunan tersebut kosong dan berdebu. Langit-langitnya tersusun atas tiang-tiang
besi. Mereka segera menyeret Jess dan menggantungkan tubuh Jess ke
langit-langit gedung tersebut. Kedua tangan Jess yang terikat terangkat ke
atas, sementara tubuhnya bergantung bebas. Salah satu dari ketiga orang
tersebut menyalakan video kamera yang mengarah ke arah tubuh Jess. Setelah
mengetahui kalau para penculik itu akan merekam segalanya, Jess meronta-ronta
minta dilepaskan, namun suaranya tertahan kain yang menyumpal mulutnya dan
usahanya pun sia-sia.
"Video ini akan kami kirimkan ke ayahmu, supaya ia mau menjual
perusahaannya dan mengirimkan kami sejumah uang. Tenang sayang, kamu gak bakal
kita apa2in kalo papa kamu ikutin kemauan kami!" kata salah seorang
penculik yang mengaku bernama Jack, sambil mengelus wajah Jess yang mulus itu.
Rekaman video pun dimulai. Para penculik
mengelilingi tubuh Jess yang tergantung2. Salah seorang penculik yang mengaku
bernama Tom menarik dasi yang dikenakan Jess hingga lepas, kemudian melepas
kancing baju Jess secara kasar. Sementara temannya yang mengaku bernama Jerry
melepaskan sepatu yang dikenakan Jess dan memeloroti celananya. Dalam waktu
satu menit setelah rekaman dimulai, mereka berhasil melucuti seragam Jess. Kini
ia hanya mengenakan bra berwarna putih dan celana dalam dengan warna yang
senada.
Tangan Jack mulai menyusup ke balik bra Jess dan mulai meremas-remas
payudaranya. Payudaranya cukup besar untuk ukuran anak SMA, bentuknya bulat
menantang dan padat kenyal. Sementara Bob mengelus2 vagina Jess yang masih
tertutup celana dalamnya. Jess mulai merintih dan meronta tanda tidak senang.
Jack pun berkata kepada ayah Jess melalui kamera, "Sayang sekali Pak jika
kami harus melukai anak gadis Bapak yang cantik ini. Jangan egois Pak, segera
mundur dari jabatan Bapak dan temui kami di gedung A dengan membawa uang Rp10
miliar! Jika besok Bapak tidak muncul, maka anak gadis Bapak akan menanggung
akibatnya!". Video tersebut dikirim ke e-mail ayah Jess yang langsung
kaget dan menelpon polisi. Polisi tidak bisa berbuat apa2 karena kurangnya
bukti. Sampai keesokan harinya, ayah Jess belum melakukan apa2 karena masih
menunggu berita dari polisi.
Sementara Jess yang hanya mengenakan bra
dan celana dalam yang sudah melorot tetap digantung di bangunan itu sampai
keesokan harinya. Para penculik meninggalkan
Jess yang menggigil kedinginan sendirian malam itu. Keesokan paginya, para
penculik kembali ke bangunan itu. Mereka melepas kain yang menyumpal mulut
Jess. Jess yang sudah kelelahan karena digantung dan kedinginan semalaman hanya
bisa merintih dan mengatakan kalau ia lapar. Jack lalu menyodorkan sepotong
roti ke mulut Jess dan menyodokannya secara kasar.
"Sudah kenyang?" tanya Jack. Jess tidak memberikan jawaban apa2. Jack
lalu menampar pipi Jess. "Gue anggep lu udah siap buat rekaman hari ini.
Gue belom terima kabar dari bokap lu, artinya penyiksaan kita lanjutkan!"
Video perekam pun kembali diaktifkan. Para
penculik dengan kasar melepas bra dan celana dalam yang dikenakan Jess. Tom
meremas2 payudara Jess yang sebelah kanan, sementara Jerry yang kiri. Jess
berteriak2 kesakitan, sekaligus terhina karena dilecehkan seperti itu. Jack
lalu mengambil sebuah tongkat kasti. Ia menyuruh Tom & Jerry untuk
menyingkir sebentar. Jack berkata ke arah kamera, "Maaf Pak, kami tidak
punya pilihan lain. Karena belum ada kabar dari Bapak, maka putri Bapak yang
menanggung akibatnya. Selamat menikmati!"
Lalu Jack dengan keras memukulkan tongkat kasti tersebut ke payudara Jess yang
sebelah kanan. Jess pun melolong kesakitan. Seumur hidupnya belum pernah ia
disakiti seperti itu. Air mata mulai mengalir dari matanya yang kecil itu.
"Ampun Pak, ampuuun," teriaknya. Namun Jack tidak peduli. tongkat itu
lalu menghantam payudara Jess yang sebelah kiri. Bunyi kayu yang menghantam
dagin kembali terdengar, diikuti teriakan Jess yang memilukan. Jack berganti2an
memukuli kedua payudara Jess sehingga payudara yang putih mulus itu memerah dan
mengeluarkan darah. Setelah payudara Jess memar dan berwarna merah tua, Jack
menghentikan pukulannya.
Sekarang saatnya Tom yang beraksi. Ia memeloroti celana dalam Jess sehingga
vaginanya terekspos ke kamera. Ia memain2kan jarinya di vagina Jess dan rambut2
halus yang tumbuh di sekitarnya. "Wah, kecil2 udah lebat nih! Gue sukanya
yang mulus! Ambilin gue cukuran!" Lalu Jerry menyodorkan sebuah pisau cukur.
Tom mencukur rambut vagina Jess dengan kasar sehingga Jess lagi2 berteriak
kesakitan. Sekarang daerah sensitif Jess itu mulus dan botak. Jerry mencucukan
jarinya ke dalam vagina Jess, sehingga gadis itu menggeliat2. "Wah masih
perawan nih amoy! Mantep nih!" katanya.
Jess pun spontan berteriak, "Jangan nodain gue plis.. Gue ga mau
keperawanan gue direbut sama orang2 kayak lo!"
Jerry marah mendengar itu. "Oke, gue gak merebut keperawanan lo! tapi
benda lain yang bakal melakukannay!" Ia mengambil sebatang bambu di pojok
ruangan itu, lalu mematahkannya menjadi dua. Bagian yang dipatahkan itu menjadi
tajam. Ia menyuruh Tom untuk merentangkan bibir vagina Jess, sehingga alat
kelaminnya itu terlihat jelas. Jerry lalu menusukkan bambu itu ke vagina Jess.
Jess pun melolong kessakitan. Darah segar mengalir dari vaginanya, turun ke
lantai. Jerry terus menusuk2an bambu runcing itu ke vagina Jess, tidak peduli
seberapa keras Jess meraung dan seberapa banyak darah yang tercecer di lantai.
Setelah beberapa menit, Jerry melepaskan bambu itu. Namun ia seolah belum puas.
Bambu tipis itu dipakainya untuk mencambuki tubuh Jess.
"Ctarrr!" bambu itu menghantam bagian samping perut Jess yang rata.
Lagi2 gadis itu melolong kesakitan. Sebuah garis merah terrbentuk di sekirar
perut Jess yang putih mulus. Jerry merasa kesenangan. Ia kembali mencambuk paha
Jess, lalu payudaranya yang memar akibat dipukuli tadi. Kemudian Jerry
mencambuki pantat Jess yang bulat dan besar itu. "Gila nih amoy pantatnya
gede banget, enak banget buat dicambukin," kata Jerry.
Tom pun tidak mau kalah. Ia melepas ikat pinggangnya dan mencambuki punggung
dan pantat Jess. Suara bambu dan ikat pinggang yang menghajar tubuh Jess
berganti2an dengan suara lolongan Jess yang kesakitan dan tangisannya yang
menggema. Kadang2 Jess berusaha menekkukan kakinya untuk melindungi vaginanya
dari cambukan. Kini sekujur tubuh Jess penuh luka bekas cambukan, terutama di
punggung dan pantatnya. Tangisan dan teriakan Jess mulai mereda karena
kelelahan ddan kesakitan.
Ketiga penculik itu juga mulai lelah menyiksa Jess yang malang. Timer di video
menunjukkan waktu 45 menit. Setelah melepas lelah, Jack mengambil seutas tali
tambang. Ia menggesek2an tali itu di selangkangan Jess dari depan ke belakang,
sehingga menggesek vagina Jess yang memar dan bengkak akibat ditusuk dengan
bambu. Vagina Jess terasa panas dan sakit luar biasa. ia hanya bisa menangis
lirih tak berdaya. darah kembali mengalir membasahi selangkangannya. Tali yang
digunakan jack juga bersimbah darah dari vagina jess. Tidak tahan menerima
semuanya ini, akhirnya Jess pingsan karena sakit dan lelah. Video itu pun
dimatikan dan kembali dikirimkan ke ayah Jess. ayahnya hanya bisa menangis
melihat anak gadisnya yang selama ini ia besarkan, diperlakukan seperti itu.
Namun ia tetap tidak bisa melakukan apa2 dan polisi melarangnya untuk menemui
penculik itu karena alasan keamanan. Sampai malam itu, belum ada kabar dari
ayah Jess. Para penculik yang sudah tidak tahan ingin menikmati tubuh gadis itu
pun melepaskan Jess yang masih pingsan dari gantungannya. Mereka membaringkan
Jess di atas sebuah ranjang besi, lalu merentangkan tubuh Jess membentuk huruf
X. Kedua tangannya diikat ke bagian atas ranjang, sementara kedua kakinya
direntangkan dan diikat ke ujung2 bawah ranjang. Jack lalu meneteskan alkohol
ke vagina Jess yang terluka akibat ditusuk2 tadi. rasa sakit yang luar biasa
membangunkan Jess dari pingsan. matanya membelalak. Ia ingin bangun dari
ranjang namun tangan dan kakinya terikat kencang.
Ia sudah tidak memiliki kekuatan untuk memberontak dan merelakan para penculik
itu bermain2 dengan tubuhnya. Mereka meremas2 payudara Jess yang masih memar,
meremas2 paha dan pantatnya, serta menciumi bibirnya yang kecil itu. tidak lupa
mereka merekam adegan itu untuk dikirimkan ke ayah Jess. Setelah beberapa lama,
akhirnya mereka berdiskusi siapa yang akan memperkosa Jess pertama kalinya.
Setelah diundi, akhirnya Tom yang maju pertama, diikuti Jerry dan Jack. Tom pun
mengarahkan penisnya yang sudah berdiri tegak dan besar ke arah vagina Jess yang
terluka, tanpa basa-basi langsung ditancapkannya ke dalam liang vagina Jess.
Jess berteriak kesakitan, walau penis Tom bukanlah benda pertama yang menusuk
vaginanya. Luka2 di dinding vagina Jess yang lecet2 akibat ditusuk2 tadi
semakin terasa sakit ketika beradu dengan penis Tom yang secara brutal memompa
vaginanya. Setelah merasa akan berejakulasi, Tom melepaskan penisnya dari
vagina Jess, lalu duduk di atas perut Jess. Ia memposisikan penisnya di antara
kedua payudara Jess, lalu mendempetkan payudara Jess untuk mengocok penisnya.
Tidak lama kemudian spermanya pun muncrat ke arah wajah Jess. Wajahnya kini
belepotan dengan sperma. "See, gue baik kan? gue udah janji gak bakal
bikin lu hamil, gue tepatin janji gue! Sekarang jilat sperma di pipi lo!"
perintah Tom.
Jerry lalu mengambil alih. Ia melepaskan ikatan Jess yang sudah lemah dan tidak
mungkin lagi melawan dari ujung2 ranjang. Ia memposisikan tubuh Jess
menungging, lalu menghujamkan penisnya ke lubang dubur Jess. Merasa kesempitan,
Jerry mengambil sebuah botol dan menusukannya ke pantat Jess. Jess hanya bisa
menangis kesakitan, karena tangannya masih diikat ke belakang sehingga tidak
bisa melawan. Setelah beberapa lama, lubang pantat Jess kini menganga dan
memerah karena ditusuk botol. Jerry pun kembali menyodomi pantat Jess yang
montok itu, sambil sesekali memukuli pantatnya yang dipenuhi luka bekas
cambukan tadi siang. Setelah berejakulasi, Jerry berpindah posisi ke depan,
lalu memaksa Jess mengulum penisnya yang baru saja keluar dari lobang pantat
sehingga dilumuri kotoran. Dengan perasaan jijik, Jess pun mengulum penis yang
berbalur kotoran tubuhnya sendiri itu. Jerry pun menyemburkan spermanya untuk
yang kedua kali, kali ini di mulut Jess.
Melihat posisi tubuh Jess yang menungging, Jack kembali ingin menyakiti gadis
itu. Ia mengambil ikat pinggangnya dan mencambuk pantat Jess yang terlihat
semakin montok dalam keadaan menungging. Karena berusaha menghindar, Jerry pun
membantu memegangi tubuh Jess agar tidak menghindar. Jack berkali2 mencambuki
pantat Jess, diikuti dengan rintihan Jess yang sudah tidak berdaya itu. Setelah
bosan menyakiti pantat Jess, Jack pun kini memposisikan tubuh Jess tengkurap
diatasnya. ia memposisikan penisnya ke arah vagina jess, lalu menarik turun
tubuh Jess sehingga penisnya menyodok masuk ke vagina Jess. Tom melihat pantat
Jess menganggur dan ingin mencobanya, sehingga ia pun meniduri Jess dari atas
dan menyodomi pantatnya. Kini Jess berada di antara kedua pria bejat yang
sedang memperkosa tubuhnya, seperti ikan tuna di antara sandwich. Sesuai
janjinya Jack menyemprotkan spermanya di luar vagina Jess, namun tidak dengan
Tom, karena tidak mungkin ia menghamili Jess dari pantat, bukan?
Setelah puas, mereka mematikan rekaman video yang sudah berdurasi hampir 4 jam
itu. Mereka kembali menggantungkan tubuh Jess ke langit2.
Keesokan harinya, ketika Jess kembali mengeluh lapar, mereka menyediakan
sepiring nasi, lalu menyuruh Jess menungging. Mereka lalu memaksa Jess mengocok
penis mereka, kemudian menyemprotkan spermanya ke piring nasi tersebut. Tidak
puas dengan itu, mereka juga mengencingi dan menginjang2 makanan itu, baru
mempersilakan Jess menyantapnya. walaupun dipenuhi rasa jijik, Jess tetap
menyantap makanan itu untuk mencegah rasa lapar.
Di hari itu mereka kembali menyiksa Jess beramai-ramai. mereka bahkan
mengundang beberapa teman mereka, jumlahnya sekitar 8 orang. Mereka kemudian
bersama2 menikmati tubuh gadis malang itu. Ada yang meremas & mencubiti
payudara Jess, bahkan menggigit putingnya. Ada juga yang memainkan jarinya di
klitoris Jess. Mereka juga meraba2 sekujur tubuh Jess, sesekali memukulinya
dengan berbagai alat. Ada juga yang menciumi dan menjilati ketiak Jess yang
berkeringat dan mereka anggap gurih dan beraroma khas. Terakhir, mereka
menggunakan spidol untuk mencoret2 tubuh Jess dengan kata2 kasar, terutama di
punggung, pantat, dan pahanya.
Singkat cerita, para polisi berhasil menemukan Jess di bangunan itu. Namun,
saat ditemukan, para penculik itu berhasil kabur dari bangunan itu, sehingga
berhasil lolos. Para polisi lalu membebaskan Jess dan mengembalikannya kepada
orangtuanya. Saat dikembalikan, Jess dalam keadaan tidak sadar. Orangtuanya
hanya bisa menangis menyaksikan tubuh Jess yang dipenuhi dengan luka. Punggung
dan pantatnya penuh bekas cambukan. Vagina dan lubang pantatnya sudah tidak
berbentuk akibat dirusak dan diperkosa beramai2. Payudaranya memar2 dan penuh
dengan luka. Sekujur tubuhnya juga dipenuhi coret2an yang bermaksud menghina
gadis itu dan keluarganya. Sekarang, Jess terbaring koma di rumah sakit. Tidak
ada yang bisa memastikan kapan ia akan bangun kembali. Namun bila ia bangun pun
hidupnya akan tersiksa akibat luka dan trauma yang mendalam tersebut.
-tamat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar